(SESUAI HPT MUHAMMADIYAH-JILID 3)
Sumber - SD MUHAMMADIYAH 26 SURABAYA
1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan berniat ikhlas karena Allah
➢ Posisi kaki sejajar dengan bahu.
➢ Niat dalam hati bahwa hendak mengerjakan salat. Niat harus ditujukan mencari ridaan Allah semata.
Oleh karena niat itu kehendak, maka tempatnya adalah di dalam hati dan merupakan perbuatan hati sehingga tidak dilafalkan.
2. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud saat berdiri
➢ Pandangan mata orang yang salat diarahkan ke tempat sujud, dimaksudkan agar semaksimal mungkin dapat dicapai kekhusyukan.
➢ Mengarahkan pandangan ke tempat sujud dilakukan dengan menundukkan kepala.
3. Melakukan takbiratul-ihram dengan mengucapkan “Allahu Akbar”
➢ Setelah berdiri tegak dengan pandangan mata kearah tempat sujud, lakukanlah takbir seraya mengangkat kedua belah tangan sejajar dengan bahu dan menyejajarkan ibu jari tangan dengan daun telinga bagian bawah dan jari-jari tangan sedikit direnggangkan serta telapak tangan menghadap ke kiblat.
➢ Bertakbir dalam salat dilakukan bersamaan dengan mengangkat kedua tangan sampai dengan ibu jari sejajar kedua daun telinga serta jari-jati tangan dibuka dalam arti tidak dikepalkan.
4. Bersedekap dengan meletakkan tangan di atas dada
➢ Setelah bertakbir lakukanlah sedekap dengan cara telapak tangan kanan menggenggam pergelangan dan hasta tangan kiri dan diletakkan di atas dada.
5. Membaca doa iftitah secara sir (lirih)
➢ Setelah melakukan takbiratul-ihram bacalah doa iftitah.
6. Membaca taawuz (istiazah) secara sir (lirih)
7. Membaca surat al Fatihah dan membaca “amin”
➢ Setelah membaca taawuz dan basmalah dilanjutkan dengan membaca al Fatihah karena dalam salat al Fatihah merupakan bacaan pokok pada tiap-tiap rakaat.
➢ Membaca al Fatihah adalah wajib hukumnya di dalam salat baik sendirian (munfarid) maupun berjama’ah.
➢ Setelah membaca al Fatihah (selesai membawa wa laaddaalliin) dilanjutkan dengan membaca doa aamiin. Imam dan makmum membaca aamiin dengan keras dalam salat Jahar dan dengan bacaan pelan dalam salat sir.
8. Membaca basmalah secara Jahar atau sir pada salat dengan bacaan Jahar dan secara sir pada salat dengan bacaan sir
➢ Pendapat yang membolehkan membaca dengan Jahar dalam salat Jahar atau membaca sir dalam salat Jahar bukan suatu pedapat ganjil, melainkan juga dikemukakan oleh sejumlah ulama terdahulu yang berpendapat bahwa membaca basmalah dengan Jahar dan sir sama (kebolehannya).
9. Membaca surat atau ayat Al Qur’an
➢ Setelah membaca al Fatihah dilanjutkan membaca surat/ayat al Qur’an. Para sahabat telah berijmak (sepakat) bahwa setelah membaca al Fatihah disunnahkan membaca ayat al Qur’an pada dua rakaat pertama di semua salat.
10. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir seperti dalam takbiratul ihram, lalu rukuk (membungkukkan badan) seraya meluruskan punggung dengan tengkuk dan telapak tangan kanan memegang lutut kanan dan telapak tangan kiri memegang lutut kiri dengan jari-jari tangan agak direnggangkan sambil membaca do’a
➢ Secara istilah, rukuk adalah menundukkan badan sehingga kepala sejajar dengan punggung seraya meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut.
11. Bangun dari rukuk seraya mengangkat kedua tangan seperti pada takbiratul ihram dengan membaca do’a
dan apabila telah berdiri tegak (iktidal), kedua tangan diluruskan ke bawah, lalu membaca do’a
➢ Waktu bangkit dari rukuk membaca sami ‘allaahu liman hamidah disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihram.
➢ Iktidal adalah keadaan berdiri lurus sesaat setelah bangkit dari rukuk dimana seluruh ruas tulang berada dalam posisi normal.
➢ Pada saat iktidal, kedua tangan dalam posisi lurus ke bawah, tidak digerak-gerakkan maupun digoyang-goyangkan, dan tidak pula dengan posisi bersedekap.
12. Membaca takbir (tanpa mengangkat tangan) lalu sujud dengan cara:
➢ Membaca takbir (tanpa mengangkat kedua tangan) ketika mulai bergerak untuk melakukan sujud.
➢ Meletakkan kedua lutut di tempat sujud dan telapak kaki ditegakkan dengan menekukkan jari-jari kaki ke arah kiblat.
Meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan.
Merenggangkan kedua tangan dari lambung, mengangkat kedua siku, telapak tangan diletakkan sejajar dengan bahu serta merapatkan jari-jari tangan dan tidak digenggam.
Posisi tumit Ketika sujud bisa dilaksanakan sesuai dengan kenyamanan (dengan direnggangkan atau dirapatkan), karena hadis-hadis yang menjelaskan kedua hal tersebut tidak ada yang dapat dijadikan hujah.
➢ Meletakkan kedua tangan, dahi dan hidung di tempat sujud.
Ketika sujud hidung dan kening bersentuhan dengan tempat salat.
➢ Hendaklah sujud dengan ketujuh tulang, yaitu dahi (dan hidung), kedua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung kaki.
➢ Ketika bersujud membaca doa;
13. Bangun dari sujud untuk duduk iftirasy sambil membaca takbir (tanpa mengangkat tangan) dan Ketika duduk membaca doa:
➢ Duduk iftirasy (duduk di antara dua sujud) adalah menjulurkan telapak kaki kiri ke kanan dan pantat duduk di atasnya sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari kaki ditekuk dan ujungnya mengarah ke kiblat serta meletakkan telapak tangan kiri di atas ujung paha kiri dekat dengan
lutut, dengan jari-jari tangan sedikit direnggangkan dan diarahkan ke kiblat serta ujung-ujung jari sampai ke lutut.
➢ Setelah duduk di antara dua sujud dan membaca salah satu do’a tersebut, maka kemudian membaca takbir lalu sujud (tanpa mengangkat tangan) untuk kedua kalinya dan membaca doa seperti pada sujud pertama.
14. Bangun dari sujud seraya membaca takbir (tanpa mengangkat tangan) dan duduk – seperti duduk iftirasy – sebentar, lalu berdiri untuk rakaat yang kedua dengan menekankan telapak tangan pada tempat sujud
➢ Cara berdiri dari rakaat ganjil (rakaat pertama atau ketiga) menuju rakaat genap (rakaat kedua atau keempat) dengan melakukan duduk iftirasy (istirahat) terlebih dahulu kemudian berdiri dengan cara menekankan kedua tangan pada tempat salat.
➢ Bacaan takbir dan gerakan bangkit dari sujud dilakukan seperti takbir lainnya dengan tidak memanjangkan lam jalalah-nya (tidak memanjangkan ucapan “allaahu akbar” secara berlebihan).
➢ Ketika mengucapkan takbir tidak disertai mengangkat tangan. Artinya berdiri menuju rakaat genap takbir tidak disertai mengangkat kedua tangan.
15. Melaksanakan rakaat kedua
➢ Pada rakaat kedua, setelah berdiri dari sujud dengan lurus, letakkanlah kedua tangan di atas dada, kemudian bacalah taawuz, basmalah, surat al Fatihah dan lanjutkan dengan membaca surat atau ayat al Qur’an seperti pada rakaat pertama. Kemudian lakukanlah gerakan-gerakan (rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk iftirasy, sujud kedua) dan bacaan -bacaannya seperti yang dilakukan pada rakaat pertama.
16. Duduk tasyahud akhir untuk mengakhiri salat
➢ Duduk tasyahud akhir dilakukan untuk mengakhiri semua salat termasuk salat dua rakaat, seperti salat subuh, salat Jumat, dan salat-salat sunat dua rakaat.
➢ Duduk tasyahud akhir dilakukan dengan cara duduk tawaruk, yaitu duduk dengan memasukkan (memajukan) kaki kiri di bawah kaki kanan, sementara telapak kaki kanan ditegakkan denga jari-jari ditekuk dan ujungnya mengarah ke kiblat dan duduk dengan bertumpukan pantat di atas lantai (di tempat salat).
➢ Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut dengan menghamparkan jari-jari tangan kiri di atas lutut kiri. Sedang jari kelingking, jari manis dan jari tengah tangan kanan digenggam, dan ibu jari tangan kanan menyentuh jari tengah tangan kanandan jari telunjuk tangan kanan diacungkan pada saat memulai membaca doa tasyahud (at-tahiyyaatulillaah).
➢ Rasulullah saw menunjuk (mengacungkan) jari telunjuknya, bukan menggerak-gerakkannya.
➢ Membaca doa tasyahud:
➢ Membaca salawat untuk nabi saw
➢ Membaca doa perlindungan kepada Allah
17. Mengakhiri salat
➢ Salam adalah rangkaian terakhir dari ibadah salat.
➢ Salam diucapkan dua kali:
• Pertama sambil memutar wajah ke sebelah kanan sampai terlihat pipi kanan oleh jamaah di belakang.
• Kedua sambil memutar wajah ke sebelah kiri sampai terlihat pipi kiri oleh jamaah di belakang.
➢ Menurut putusan tarjih, lafal salam penutup itu ada dua dan boleh dipilih salah satunya untuk digunakan dalam salat, yaitu:
• As-salaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh, atau
• As-salaamu ‘alaikum wa rahmatullaah
18. Melaksanakan salat rakaat ketiga dan keempat
➢ Apabila salat yang dilakukan tiga rakaat (maghrib) atau empat rakaat (zuhur, asar, isya) maka setelah bangkit dari sujud kedua pada rakaat kedua maka lakukan duduk tasyahud awal.
➢ Duduk tasyahud awal dilakukan seperti duduk antara dua sujud, yakni duduk iftirasy (duduk di atas kaki kirinya – lihat no. 13).
➢ Membaca doa tasyahud dan salawat untuk nabi saw (lihat no. 16).
➢ Membaca doa-doa pilihan
Setelah selesai membaca doa tasyahud dan salawat untuk nabi saw pada duduk tasyahud awal maka dianjurkan membaca doa-doa pilihan.
Adapun pilihan-pilihan doa yang diajarkan oleh nabi saw dan dapat dibaca dalam salat antara lain:
19. Berdiri untuk mengerjakan rakaat ketiga
➢ Berdiri untuk rakaat ketiga sambil mengangkat tangan
Setelah selesai duduk tasyahud awal, yaitu duduk membaca tahiyat/tasyahud dan salawat serta doa pilihan yang disukai maka berdirilah untuk rakaat ketiga dengan mengucapkan takbir sambil mengangkat kedua tangan seperti takbiratul ihram (lihat no. 3-4).
➢ Bacaan saat berdiri pada rakaat ketiga
Setelah bangkit dari duduk tasyahud awal dan saat berdiri untuk mengerjakan rakaat ketiga maka bacalah taawuz (lihat no. 6), basmalah dan al Fatihah (lihat no. 7) yang semuanya dibaca secara sir (pelan).
Pada rakaat ketiga ini tidak ada bacaan doa iftitah dan tidak ada bacaan surah atau ayat-ayat al Quran.
➢ Gerakan pada rakaat ketiga setelah membaca al Fatihah
Kemudian setelah membaca al Fatihah saat berdiri di rakaat ketiga maka lakukanlah gerakan-gerakan berikutnya berupa rukuk beserta bacaannya (lihat no. 10), iktidal beserta bacaannya (lihat no. 11), sujud pertama beserta bacaannya (lihat no. 12), duduk antara dua sujud beserta bacaannya (lihat no 13), dan sujud kedua beserta bacaannya (lihat no. 12-13). Hal ini persis seperti apa yang dilakukan pada rakaat pertama dan kedua.
➢ Mengakhiri rakaat ketiga
Apabila salat yang dilakukan adalah salat tiga rakaat, yaitu salat maghrib maka akhirilah dengan duduk tasyahud akhir dengan mengucapkan salam seperti mengakhiri rakaat kedua (lihat no. 16-17).
20. Mengerjakan rakaat keempat bagi salat wajib empat rakaat
➢ Apabila salat yang dilakukan adalah salat wajib empat rakaat (zuhur, asar, isya) maka setelah melakukan sujud kedua pada rakaat ketiga bangkitlah dari sujud kedua itu sambil mengucapkan “Allaahu akbar” tanpa mengangkat kedua tangan, lalu duduk sejenak yang dusebut duduk istirahat ( juluus al -istiraahah), lalu kemudian berdiri lurus dan meletakkan tangan di atas dada seperti dilakukan pada rakaat ketiga.
➢ Lakukan seperti apa yang dilakukan pada rakaat ketiga, yaitu membaca taawuz (lihat no. 6), basmalah dan al Fatihah (lihat no. 7) yang semuanya dibaca sir (pelan) dan pada rakaat keempat ini seperti halnya pada rakaat ketiga, tidak membaca surah atau ayat-ayat al Quran.
➢ Setelah itu rukuk (lihat no. 10), iktidal (lihat no. 11), sujud pertama (lihat no. 12), duduk antara dua sujud (lihat no. 13), sujud kedua beserta dengan bacaan-bacaannya (lihat no. 12-13) seperti yang dilakukan pada rakaat pertama, kedua, dan ketiga.
➢ Setelah selesai dari sujud kedua pada rakaat keempat ini, lakukan duduk tawruk beserta bacaannya dan kemudian salam untuk mengakhiri salat, persis seperti mengakhiri salat dua rakaat dan salat tiga rakaat (lihat no. 16-17).